KESAKSIANAL-QUR'AN TENTANG YESUS Penyebutan pertama kali tentang Yesus di mulai sejak awal dalam Al-Qur'an : Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus . Translationsin context of "MEMBERIKAN KESAKSIAN TENTANG YESUS" in indonesian-english. HERE are many translated example sentences containing "MEMBERIKAN KESAKSIAN TENTANG YESUS" - indonesian-english translations and search engine for indonesian translations. Sifatini sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w. Ia telah memberikan kesaksian yagn sebenar-benarnya tentang hal Yesus dan telah mengkoreksi berbagai ajaran yang tidak benar yang disebut orang mengenai hal Yesus. Ia telah menyaksikan bahwa Yesus hanya seorang Rasul kepada Bani Israil, bukan Tuhan, bukan anak Tuhan dan tidak mati disalibkan. Vay Nhanh Fast Money. Dalam Injil Yahya pasal 14 tersebut 15 Jikalau kamu mengasihi Aku turutlah segala hukumku. 16 Dan Aku akan mintakan kepada Bapa, maka Ia akan mengaruniakan kepadamu Penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu selama-lamanya. 17 Yaitu Roh kebenaran, yang dunia ini tiada dapat menyambut oleh sebab tiada ia nampak Dia, dan tidak kenal Dia; tetapi kamu ini kenal Dia, karena Ia tinggal beserta dengan kamu, dan Ia ada didalam kamu. 26 Tetapi Penolong itu, yaitu Rohulkudus, yang akan disuruhkan oleh Bapa atas Namaku, ialah akan mengajarkan kepadamu segala perkara itu, dan akan mengingatkan kamu segala sesuatu yang Aku sudah katakan kepadamu. Dalam Injil Yahya pasal 14 tersebut 26 Akan tetapi apabila datang Penolong yang akan Kusuruhkan kepadamu dari Bapa, yaitu Roh kebenaran yang keluar dari pada Bapa itu, ialah akan menyaksikan dari halku. 27 Dan kampun akan menjadi saksiku, oleh sebab kamu telah ada bersama-sama dengan Aku dari mulanya. Dalam Injil Yahya Pasal 16 tersebut 7 Tetapi Aku ini mengatakan yang benar kepadamu, bahwa berfaedahlah bagi kamu jikalau Aku ini pergi, karena jikalau tiada Aku pergi, tiadalah Penolong itu akan datang kepadamu; tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan menyuruhkan Dia kepadamu. 8 Apabila Ia datang maka Ialah akan menerangkan kepada isi dunia ini dari hal dosa dan keadilan dan hukuman. 9 Dari hal dosa, sebab tiada mereka itu percaya akan Daku, 10 dari hari keadilan, sebab Aku pergi kepada Bapa dan tiada lagi kamu melihat Aku. 11 dari hal hukuman, sebab penghulu dunia ini sudah dihukumkan. 12 Banyak lagi perkara yang Aku hendak katakan kepadamu, tetapi sekarang ini tiada dapat kamu menanggung dia. 13 Akan tetapi apabila Ia sudah datang, yaitu Roh kebenaran, maka Iapun akan membawa kamu kepada segala kebenaran; karena tiada Ia berkata-kata dengan kehendaknya sendiri, malinkan barang yang didengarnya itu juga akan dikatakannya; dan dikhabarkannya kepadamu segala perkara yang akan datang. 14 Maka Ia akan memuliakan Aku, karena Ia akan mengambil dari pada hak Aku, lalu mengabarkannya kepada kamu. 15 Segala sesuatu yang hak Bapa itu juga hak Aku, oleh sebab itu Aku berkata, bahwa diambilnya dari pada hak Aku, lalu dikhabarkannya kepadamu. Keterangan Menurut keternagan Injil Yahya yang tersebut diatas ini, Yesus telah menubuatkan kedatangan “Penolong yang lain”. Penulis-penulis Islam telah menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan Penolong yang lain itu ialah Nabi Muhammad Penterjemah-penterjemah Injil dari golongan Kristen telah mengobah-obah terjemahan kata “Penolong” itu. Dalam Alkitab Bibel bahasa melayu hurup Laten yang dicetak oleh Nederlandsch Bijbelgenotschap di Amsterdam tahun 1927 dan disiarkan di Indonesia sebelum perang dunia yang lalu, kata “Penolong” itu diterjemahkan dengan “Penghibur”. Dalam “Wasiat yang baharu” bahasa Melayu huruf Arab yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bijbelgenotschap tahun 1889 diterjemahkan dnegan “Penghibur” juga. Dalam Injil Yahya bahasa Arab yang ada pada saya kini, perkataan itu diterjemahkan dengan “Al Mu’azzi” Penghibur. Dalam terjemahan bahasa Arab yang lain disebutnya dengan “Faraqlieh”. Dr. Niftrik/Ds. Boland dalam Dogmatika Masakini menyebutnya dengan “Penghibur”2 Dalam Alkitab yang diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia di Jakarta tahun 1958 menyebutnya dengan “Penolong”. Prof. Dr. Bavinck dalam Sejarah Kerajaan Allah II menerangkan bahwa kata “Penolong itu dalam bahasa Yunani ialah paraklétos”3. Seterusnya katanya “Orang Islam sering manafsirkan ayat itu pada Muhammad. Mereka itu katakan, bukan paraklétos = Penolong yang tertulis disana, tetapi periklutos = yang termasyur, yang terpuji. Dalam bahasa Arab periklutos dapat disalin dengan Ahmed.” Seterusnya Dr. J. Verkuyl menulis lagi “Kata Ahmad dalam bahasa Yunani ialah Periklétos”. 5 Mengenai nama-nama dalam Alkitab, selalu orang berhadapan dengan kesulitan, karena penulis-penulis Injil acap kali menterjemahkan nama-nama yang seharusnya ditulis dalam bahasa asli dan tidak diterjemahkan. Yesus berbicara dalam bahasa Ibrani, tidak dalam bahaya Yunani. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa perkataan yang disebut atas nama yesus yang masih tercantum dalam Injil menurut bahasa aslinya. Misalnya Matius 2746 menyebut perkataan Yesus Eli, Eli lama Sabchtani”, yaiatu dalam bahasa Ibrani. Penterjemah-penterjemah Injil menterjemahkan nama-nama yang seharusnya dituliskan menurut aslinya, sehingga menjadikan suatu nama yang benar-benar tidak pernah dikenal dizaman Yesus. Misalnya nama Simon yang disebut Yesus dengan Kepas Yahya 142 yang berarti “karang” atau “batu”. Kemudian nama “Kepas” itu diterjemahkan kedalam bahasa Yunani dengan kata “Peterus” yang barti “batu”. Seterusnya disebut dalam Alkitab dan dalam kalangan kaum Kristen dengan sebutan “Peterus”. Yesus sendiri dan orang-orang dizaman Yesus tidak pernah mengenal seorang yang bernama Peterus sebagai murid Yesus, karena Yesus hanya menyebutnya dengan “Kepas”, tidak dengan “Peterus”. Demikian pula mengenai Yesus sendiri. Ia tidak pernah menyebut dirinya “Kristus”. Dan orang-orang yang hidup pada zamannya tidak mengenal juga seorang yang disebut Kristus. Kata Kristus itu adalah terjemahan dari perkataan Ibrani Messias Almasih yang dalam bahasa Yunani disebut “Kristus. Maka nama-nama yang asli itu telah ditinggalkan, lalu diganti dengan terjemahannya belaka. Diantara nama-nama yang telah ditinggalkan itu ialah kata “Penolong” atau “Penghibur”, yang tersebut dalam Injil Yahya pasal 14, 15 dan 16. Menurut pihak Kristen kata “Penolong” itu dalam bahasa Yunani “Paraklétos”. Di samping itu ada pendapat yang menyebut bahwa kata asalnya dalam bahasa Yunani “Periklétos”, yang artinya dalam bahasa Arab “Ahmad”, yaitu satu diantara nama Nabi Muhammad Sedang bunyi kata yang asli dalam bahasa Ibrani yang diucapkan Yesus dan kini diganti dengan sebutan “Paraklétos” atau “Periklétos”, tidak dapat diketahui lagi, karena Injil Yahya yang menuliskan kata nubuatan yang diucapkan Yesus itu tidak menuliskannya kata nubuatan yang diucapkan Yesus itu tidak menuliskannya dalam bahasa Adapun kemungkinan terjadi perubahan dalam membacakan bunyi beberapa huruf sehingga “Periklétos” Ahmad menjadi “Paraklétos”, tidaklah suatu hal yang mengherankan dalam Alkitab. Barang siapa suka membanding-bandingkan nama-nama yang tercantum dalam Alkitab, ia akan menjumpai sejumlah besar perubahan dalam menyebutkan sesuatu nama. Sebagai misal, dapatlah dilihat pada nama-nama yang tercantum dalam silsilah yesus. Lihat Lampiran II pasal IX. Selanjutnya mungkin pula penyelewengan dalam pentermahan telah terjadi. Sebagai misal, kata “almah” dalam bahasa Ibrani yang tesebut dalam kitab Yesaya pasal 7 ayat 14 yang dihubungkan dengan Matius 123. Penulis Injil itu telah menterjemahkannya dengan “anak dara’ supaya dapat disesuaikan kepada Maryam ibu Yesus yang disebut melahirkan Yesus sebagai anak dara. Seang arti yang sebenarnya “wanita muda” atau “anak perempuan yang dewasa”, baik ia sudah kawin atau tidak. Maka disini telah terjadi penyelewengan yang dilakukan penulis Injil itu dalam penterjemahan. Keterangan lebih lanjut mengnai penyelewengan ini dapat dibaca dalam Lampiran IV pasal IX. Selanjutnya, andai kata asal perkataan tersebut dalam bahasa Yunani Paraklétos dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan “Penolong” atau “Penghibur” atau “seorang yang jadi pembela dalam suatu perkara dihadapan hakim”, seperti yang disebutkan oleh Dr. J. Verkuyl, nubuatan itu sesuai juga kepada Nabi Muhammad Sebab dalam nubuatan tersebut telah diterangkan berbagai sifat yang harus menyertai Penolong atau Penghibur itu. Sifat-sifat itu adalah sesuai kepada Nabi Muhammad Nabi Muhammad sebagai seorang Nabi yang datang kemudian Yesus, adalah seorang Penolong yang lain yang diutus Tuhan untuk memberikan pertolongan bagi manusia dalam jalan menyelamatkan diri mereka dari berbagai bahaya yang akan menyesatkannya. Agama Islam yang disampaikan Nabi Muhammad adalah mengandung berbagai ajaran yang memberikan pertolongan kepada mereka. Nabi Muhammad sebagai seorang Nabi yang datang kemudian Yesus, adalah seorang pembera dalam suatu perkara dihadapan hakim. Nabi Muhammad akan menjadi pembela bagi manusia dihari akhirat dalam pengadilan di Mahkamah Ilahi. Pembelaan itu disebut dengan “syafa’at”. Dalam ajaran agama Islam disebutkan satu diantara tugas Nabi Muhammad ialah Pemberi syafa’at dan Pembelaan bagi manusia dihadapan Pengadilan Ilahi dihari akhirat. Seterusnya sifat-sifat yang tersebut dalam nubuatan itu telah sesuai juga kepada Nabi Muhammad Keterangannya sebagai berikut Yesus menyebutkan Penolong yang lain itu, “menyertai kamu selama-lamanya” 1416. Ini menyatakan bahwa Penolong itu adalah nabi yang terakhir, tidak ada Nabi baru lagi yang akan datang kemudiannya. Dengan demikian jadilah agama dan ajaran yang disampaikannya menjadi petunjuk yang menyertai manusia selama-lamanya, yaitu hingga hari kiamat. Sifat ini sesuai kepada Nabi Muhammad karena ia adalah nabi yang terakhir. Firman Tuhan Artinya Dan Muhammad penghabisan Nabi-nabi Al Ahzab 40. Oleh kaena yang dimaksudkan dnegan kedatangan Nabi-nabi itu ialah agama dan ajaran yang dibawanya, maka dapatlah dianggap bahwa Nabi Muhammad adalah menyertai manusia selama-lamanya, karena agama dan ajarannya itu menyertai mereka selama-lamanya. Penolong itu disebutnya “Roh kebenaran” dan “Roh Kudus” 1417 dan 26. Dalam pasal IV telah diterangkan bahwa menurut Al Qurän surah Al Baqarah ayat 87 dan 253, Nabni Isa telah diberi Tuhan kekuatan dengan Roh Kudus, artinya Roh Suci. Menurut tafsiran kaum muslimin Roh Kudus itu ialah malaikat Jibrail. Maka penolong itu disebut Roh Kudus artinya ia disertai malaikat Jibaril yang senantiasa menyampaikan wahyu kepadanya. Keterangan ini sesuai kepada Nabi Muhammad karena ia disertai malaikat Jibrail yang senantiasa menyampaikan wahyu kepadanya. Seterusnya telah diterangkan lagi bahwa sebagian ahli tafsir menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan Roh Kudus itu ialah “roh yang suci”. Kepada Nabi-nabi telah diberikan Tuhan kekuatan dengan mensucikan “roh-nya”. Sebagian ahli tafsir menyatakan lagi bahwa Roh Kudus itu ialah kitab Injil yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi Isa, karena dengan ajaran kitab itu roh manusia dapat disucikan. Penafsiran Roh Kudus seperti yang tersebut adalah seusai kepada Nabi Muhammad Ia sebagai Nabi telah dikurniakan Tuhan kepadanya “roh yang suci” dan telah diwahyukan kepadanya kitab Al Qurän yang dapat mensucikan roh dan jiwa manuisa. Jadi Penolong itu disebut Roh Kudus, karena ia mempunyai roh yang suci atau mempunyai kitab yang ajarannya dapat mensucikan roh manusia. Penolong itu disebut lagi Roh kebenaran, karena ia membawa manusia kepada segala kebenaran. Sifat ini seusai kepada Nabi Muhammad Ia sebagai Nabi adalah bertugas untuk membawa manusia kepada segala kebenaran itu. Adapun mengenai penafsiran orang Kristen bahwa yang dimaksudkan dengan Roh Kudus dalam Injil itu ilah oknum Tuhan yang ketiga, maka mengenai hal ini akan diberikan penjelasan lebih lanjut lagi. Yesus menerangkan Penolong itu “ialah akan menyaksikan dari halku” 1526. Sifat ini sesuai kepada Nabi Muhammad Ia telah memberikan kesaksian yagn sebenar-benarnya tentang hal Yesus dan telah mengkoreksi berbagai ajaran yang tidak benar yang disebut orang mengenai hal Yesus. Ia telah menyaksikan bahwa Yesus hanya seorang Rasul kepada Bani Israil, bukan Tuhan, bukan anak Tuhan dan tidak mati disalibkan. Yesus menerangkan bahwa Penolong itu “Ialah akan menerangkan kepada isi dunia dari hal dosa dan keadilan dan hukuman” 168. Ini menunjukkan bahwa Penolong itu akan menjadi utusan Tuhan kepada seluruh bangsa-bangsa di dunia. Dalam ajarannya akan dinyatakan tentang hal dosa, keadilan dan hukuman. Sifat-sifat ini seusai kepada Nabi Muhammad Ia telah diutus Tuhan menjadi Nabi dan Rasul kepada seluruh manusia di dunia. Firman tuhan dalam Al Qurän Artinya Dan tidak Kami utus engkau Muhammad melainkan kepada manusia semuanya untuk memberi kabar gembira dan peringatan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui Surat Saba’ 28. Sabda Nabi Muhammad Artinya Dan aku diutus kepada manusia semuanya. Riwayat Al Buchari. Seterusnya dalam agama yang diajarkannya, Nabi Muhammad telah menerangkan kepada isi dunia dari hal dosa dan keadilan dan hukuman. Yesus menerangkan “banyak lagi perkara yang Aku hendak katakan kepadamu, tetapi sekarang ini tidak dapat kamu menanggung dia. Akan tetapi apabila Ia sudah datang, yaitu Roh kebenaran, maka Iapun akan membawa kamu kepada segala kebenaran”. 1612 – 13. Keterangan ini menyatakan bahwa ajaran yang akan dibawa Penolong itu lebih banyak daripada yang telah diajarkan Yesus. Ajaran-ajaran itu belum dapat mereka menanggungnya pada zaman Yesus. Keterangan Yesus ini sesuai kepada Nabi Muhammad Ia telah datang membawa ajaran yang amat banyak yang belum pernah diajarkan Yesus sendiri. Ia telah datang membawa manusia kepada segala kebenaran mengenai keimanan, ibadat, hukum muamalat, hukum perkawinan, hukum pidana, hukum-hukum yang berhubung dengan kenegaraan, hal budi pekerti dan lain-lain sebagainya yang belum sanggup manusia menanggungnya pada zaman Yesus. Seterusnya Yesus menyebut Penolong itu “tiada ia berkata-kata dengan kehendaknya sendiri, melainkan barang yang didengarnya itu juga akan dikatakannya” 1613. Keterangan ini sesuai kepada Nabi Muhammad Ia tidak berkata-kata dengan kehendaknya sendiri, melainkan barang yang didengarnya sebagai wahyu dari Tuhan, itulah yang dikatakannya. Firman Tuhan Artinya Ia Muhammad tidak berkata-kata dengan kehendak hatinya. Tiada ada yang dikatakannya itu kecuali wahyu yang diwahyukan kepadanya. Surah An Najmi 3-4. Yesus menyebut lagi “dikhabarkannya kepadamu segala perkara yang akan datang””1615. Keterangan ini sesuai kepada Nabi Muhammad Ia telah mengabarkan kepada manusia segala perkara yang akan datang. Huzaifah telah menerangkan sebagai berikut Artinya Ia Muhammad telah berdiri pada kami disatu tempat. Tidak ada ditinggalkannya suatu jua yang ada pada tempatnya itu hingga hari kiamat melainkan telah diceritakannya. Mengingat akan dia orang yang masih mengingatnya dan lupa akan dia oleh orang telah lupa. Riwayat Al Buchari dan Muslim. Diantara perkara yang akan datang yang dikhabarkan Nabi Muhammad dapat dibaca pada Lampiran II pasal XIII ini. Dari pada keterangan yang telah diuraikan diatas dapatlah diketahui dengan jelas bahwa nubuatan itu telah sesuai benar-benar kepada Nabi Muhammad BEBERAPA PENJELASAN Disamping keterangan yang telah dikemukakan diatas, perlu lagi diberikan beberapa penjelasan mengenai hal-hal yang mungkin menimbulkan kesulitan dalam memahamkan ayat nubuatan tersebut Pada pasal 14 ayat 17 dan pasal 15 ayat 26 dijelaskan bahwa Penolong itu ialah Roh kebenaran. Dan pada pasal 14 ayat 26 dijelaskan lagi bahwa Penolong itu ialah Roh Kudus. Menurut pengertian orang Kristen Roh kebenaran atau Roh Kudus itu adalah satu diantara oknum Tuhan yang dianggap sebagai Tuhan. Dengan demikian nyatalah bahwa kedatangan Penolong itu bukan kedatangan seorang Nabi, tetapi kedatangan Roh Kudus yang menjadi oknum Tuhan. Mengenai hal ini hendaklah diketahui bahwa menurut orang Kristen Roh Kudus itu disebut juga dalam Alkitab dengan Roh Allah. K. Riedel menafsirkan Roh Allah yang tersebut dalam Matius 316 dan Markus 110 dengan Roh Kudus. Jadi Roh Allah itu ialah Roh Kudus. Menurut Alkitab Roh Allah itu tidak selamanya ditafsirkan orang Kristen dengan oknum Tuhan. Misalnya perkataan “Roh Allah melayang-layang diatas muka air” yang tersebut dalam kitab Kejadian 12, oleh sekelompok penafsir, umpamanya Rad, mengartikan “Roh Allah” seperti angin ribut yang merupakan ssebagian dari Demikian juga ayat-ayat yang berikut menyatakan bahwa Roh Allah atau Roh Kudus itu tidak selamanya ditafsirkan orang Kristen dengan oknum Tuhan Dalam Yehezkiel 3714 diterangkan beribu-ribu orang yang mati telah dihidupkan Tuhan lagi dengan nubuat Yehezkiel. Diberinya urat dan daging, kemudian diberinya nyawa. Seterusnya firmanNya “Karena Aku akan memberikan Rohku didalam kamu, supaya hiduplah pula kamu”. Yang dimaksudkan dengan “Rohku” disini ialah “nyawa”, bukan oktum Tuhan. Dalam 1 Yahya 41-2, – tersebut 1 Hai segala kekasihku, janganlah percaya akan sebarang roh, melainkan ujilah segala roh itu, kalau-kalau daripada Allah datangnya; karena banyak nabi palsu sudah keluar keseluruh dunia. 2 Dengan yang demikian dapatlah kamu mengenai Roh Allah, yaitu tiap-tiap roh, yang mengaku bahwa yesus Kristus sudah datang dengan keadaan manusia, itu daripada Allah. 6 Kita ini dari pada Allah; dan orang mengenal Allah ialah men-dengarkan kita, maka orang bukan dari pada Allah tiadalah ia mendengarkan kita. Dengan yang demikian dapatlah kita mengenal kita. Dengan yang demikian dapatlah kita mengenal roh yang benar dan roh yang sesat itu. Ds. Th. Gramberg menafsirkan ayat-ayat tersebut, katanya “Nasihat Yahya ialah supaya jangan jemaat Kristen menganggap setiap wahyu adalah pernyataan dari pada Allah, yang harus dipercayai. Jangan-jangan dalam jemaat Kristen ada orang yang memakai bahasa gaib, janganlah orang-orang Kristen terus bersedia menerima orang itu sebagai seorang utusan dari Tuhan Allah karena si Iblis gampang merusakkan sesuatu percakapan, sehingga dianggap menjadi wahyu. Jadi jemaat Kristen diajar mengajuk dan mengira segala wahyu dan nubuat yang akan terbit dalam kumpulannya”.8 Dr. Th. Gramberg telah menafsirkan bahwa yang dimaksudkan dengan Roh Allah disini ialah “wahyu” yang disampaikan oleh “seorang utusan dari pada Allah”. Dengan penafsiran ini nyatalah bahwa nubuatan itu telah sesuai kepada Nabi Muhammad Ia sebagai utusan Tuhan datang membawa wahyu dari pada Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibrail. Wahyu itu adalah “keluar dari pada Allah”, sesuai dengan keterangan yang tersebut dalam nubuatan itu, pasal 15 ayat 26. Dalam pasal 1416 disebutkan “Ia akan mengurniakan kepada kamu Penolong yang lain” dan seterusnya. Menurut ayat ini Penolong itu akan dikurniakan kepada “kamu”. Yaitu kepada murid-murid Yesus. Jadi bukan akan dikurniakan kepada orang-orang yang akan datang kemudian dari pada mereka. Dengan demikian nyatalah bahwa nubuat itu tidak dapat disesuaikan kepada kedatangan Nabi Muhamad Mengenai hal ini haruslah diketahui bahwa perkataan “kamu” dalam ayat itu tidaklah dimaksudkan khusus kepada mereka yang hidup di zaman Yesus. Perkataan “kamu” yang demikian dapat dijumpai pada tempat-tempat yang lain dalam Injil dan dimaksudkan dengan dia orang-orang yang akan datang kemudian itu. Misalnya keterangan Injil Matius 2464 yang berikut 64 Maka kata Yesus kepadanya “Seperti kata tuan. Tetapi Aku berkata kepadamu, dari pada sekarang ini kamu anak nampak Anak Manusia duduk di sebelah kanan Kodrat, serta datang diatas awan dari langit”. Perkataan ini dihadapkan Yesus kepada orang-orang yang ada pada zamannya itu dengan menggunakan kata “kamu”. Mereka yang diajak Yesus berbicara itu semuanya sudah mati. Sudah hampir dua puluh abad lamanya. Sedang mereka tidak melihat Yesus datang diatas awan dari langit. Maka perkataan “kamu” disini dimaksudkan orang-orang yang akan datang pada zaman Yesus datang kelak. Demikian pula perkataan “kamu” pada ayat tadi dimaksudkan orang-orang yang akan datang pada zaman Penolong itu datang kelak. Jadi arti perkataan “Ia akan mengurniakan kepada kamu”, yaitu kepada manusia atau kepada Bani Israil. Dalam pasal 1417 diterangkan “Dunia tiada dapat menyambut oleh sebab tiada ia nampak Dia, dan tiada kenal Dia; tetapi kamu ini kenal Dia”. Keterangan ini menyatakan bahwa nubuat itu tidak dapat disesuaikan kepada Nabi Muhammad karena orang nampak dan mengenal dia. Mengenai keterangan ini harus diketahui bahwa yang dimaksudkan dengan katanya “tidak mengenal dia”, yaitu tidak mengenal dia dengan sebenar-benar dan sesempurna-sesempurnanya. Perkataan yang seperti ini banyak dijumpai dalam ucapan Yesus. Dalam Matius 1127 tersebut 27 Segala sesuatu sudah diserahkan kepadaku oleh Bapaku, dan seorangpun tiada mengenal Anak itu, hanyalah Bapa saja, dan seorangpun tiada mengenal Bapa itu, hanya Anak saja, dan lagi orang, yang hendak dinyatakan kepadanya oleh Anak itu. Dalam Yahya 728 tersebut 29 ……… Ia menyuruhkan Aku itu ada benar, yaitu yang tiada kamu kenal. Dalam Yahya 819 tersebut 19 ….. Kamu tidak kenal Aku, dan Bapakupun tidak. Jikalau kamu kenal Aku, niscaya kamu kenal Bapaku juga. Dalam Yahya 149 tersebut 9 Kata Yesys kepadanya “Hai Pelipus, sekian lamanya Aku bersama-sama dengan kamu, dan tiadalah engkau kenal Aku? Siapa yang sudah nampak Aku, ia sudah nampak Bapa. Bagaiamankah katamu “Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami? Dalam ayat-ayat yang diatas ini telah disebutkan berulang-ulang perkataan “kenal”. Yang dimaksudkan dengan kenal disini ialah kenal yang sempurna. Jika artinya ditafsirkan tidak demikian, jadilah semua perkataan yang tersebut pada ayat-ayat tadi tidak benar. Karena orang banyak adalah mengenal Yesus terutama pemimpin-pemimpin Yahudi, imam-imam dan murid-murid Yesus sendiri. Demikian juga yang dimaksudkan dengan perkataan “tiada ia nampak dia”, yaitu tiada nampak dengan sebenar-benarnya sehingga dapat mengenalinya sungguh-sungguh. Arti yang demikian telah dijelaskan dalam Matius 1313 – 14 yang berikut 13 Oleh sebab itu Aku bertutur kepada mereka itu dengan perumpamaan, karena mereka itu melihat dengan tiada melihat, dan mendegnar dengan tidada mendengar atau mengerti. 14 Demikian disampaikan bagi mereka itu sabda Nabi Yesaya, bunyinya “Bahwa dengan pendengar kamu akan mendengar, tetapi sekali-kali kamu tiada akan mengerti. Dan dengan penglihatan kamu akan melihat tetapi sekali-kali tiada kamu nampak. Dengan penjelasan ini nyatalah bawah nubuatan itu sesuai kepada Nabi Muhammad Dunia tidak mengenal dan nampak dia, adalah artinya tidak mengenal dan nampak dia dengan sebenar-benarnya dan sesungguh-sungguhnya. Dalam pasal 14 ayat 17 tersebut “Ia tinggal bersama dengan kamu, dan Ia akan ada didalam kamu”. Ketearngan ini tidak dapat disesuaikan kepada Nabi Muhammad Mengenai keterangan ini hendaklah diketahui bahwa yang dimaksudkan dnegan “ia tinggal bersama dengan kamu”, ialah pada masa yang akan datang, bukan pada ketika itu. Diatas diterangkan bahwa perkataan “kamu” itu dapat dimaksudkan untuk orang-orang yang akan datang, tidak seharusnya untuk orang-orang yang hadir pada ketika Yesus berkata itu saja. Hal ini dibenarkan lagi oleh keterangan “Aku AKAN mintakan kepada Bapa” 1416 dan “jikalau tiada Aku pergi, tiadalah Penolong itu AKAN datang kepada kamu” 167 dan keterangan yang lain-lain yang menyatakan bahwa Penolong itu belum ada lagi ketika itu, tetapi ia akan datang kemudian. Dalam Kisah Rasul-Rasul 14 – 5 tersebut 4 Tatkala Yesus berhimpun dengan rasul-rasul, maka dipesankannya kepada mereka itu jangan meninggalkan Yerusalem, melainkan menantikan Perjanjian Bapa “yang kamu dengar dari Padaku itu”. 5 Karena Yahya membaptiskan orang dengan air, tetapi kamu ini akan dibaptiskan dengan Rohulkudus didalam sedikit hari lagi. Ayat-ayat diatas ini menyatakan bahwa Yesus memesankan kepada murid-muridnya jangan meninggalkan Yerusalem karena menunggu Perjanjian Bapa yang akan membaptiskan mereka denagn Rohulkudus didalam sedikit hari lagi. Dengan demikian diketahui bahwa Perjanjian Bapa itu akan datang dizaman murid-murid Yesus, tidak akan datang dikemudian itu. Seterusnya diketahui bahwa Perjanjian Bapa itu telah dilaksanakan dengan kedatangan Rohulkudus kepada murid-murid Yesus pada hari Pantekosta, seperti yang diterangkan dalam Kisah Rasul-Rasul pasal 2. Dengan demikian nyatalah nubuatan itu tidak sesuai kepada Nabi Muhammad Keterangan diatas ini tidak benar. Kedatangan Penolongan itu tidak dapat dihubungkan dengan roh yang turun merupakan lidah-lidah api pada hari Pantekosta yang tersebut dalam Kisah Rasul-Rasul pasal 2 itu. Keterangan mengenai ini akan dibicarakan lebih lanjut lagi. Dalam hal ini hendaklah diketahui bahwa disini terdapat dua perjanjian yang berbeda, yaitu kedatangan Penolong dan kedatangan Perjanjian Bapa. Kedua-dua perjanjian itu akan dipenuhi. Injil Yahya menjanjikan akan kedatangan Penolong yang lain. Janji ini dipenuhi dengan kedatangan Nabi Muhammad Kisah Rasul-Rasul pasal 2 menjanjikan kedatangan Perjanjian Bapa yang tersebut juga dalam Lukas 2449. Perjanjian Bapa itu telah dipenuhi dengan kedatangan roh kepada murid-murid Yesus pada hari Pantekosta. PENDAPAT PIHAK KRISTEN DAN PENOLAKANNYA Dalam Izhhar-ul Haqq disebutkan bahwa menurut orang Kristen Penolong itu telah datang pada zaman murid-murid Yesus. Hal kedatangannya itu telah diterangkan dalam Kisah Rasul-Rasul pasal 2, yaitu setelah Yesus dinaikkan ke langit. Dalam Kisah Rasul-Rasul, tersebut sebagai berikut Apabila sampai hari Pentakosta, maka mereka itu sekalianpun berhimpun bersama-sama. Maka sekonyong-konyong turunlah dari langit suatu bunyi seolah-olah serbu angin yang besar, yang menumpatkan segenap rumah tempat mereka itu duduk. Maka kelihatanlah keapda mereka itu beberapa lidah seperti api rupanya yang berbelah-belah, dan hinggap diatas tiap-tiap orang itu. Maka mereka itu sekalianpun penuh dengan Rohulkudus, sehingga mereka itu mulai berkata-kata dengan berbagai-bagai bahasa, sebagaimana yang diilhamkan oleh Roh kepadanya akan bertutur. PENOLAKANNYA Apabila Penolong itu ialah Rohulkudus yang turun memenuhi murid-murid Yesus pada hari Pentakosta, maka ia tidak dapat disesuaikan dengan keterangan nubuatan yang menyebutnya dengan “Penolong yang lain” 1416. Menurut orang Kristen Rohulkudus itu adalah oknum Tuhan yang satu zatnya dengan Allah Bapa dan Anak Allah. Dengan demikian ternyata bahwa ia bukan Penolong “yang lain”. Yesus menyebut “akan mengingatkan kamu segala sesuatu yang Aku katakan kepadamu” 1426. Apabila yang dimaksudkan dengan Penolong yang lain itu roh yang turun pada hari Pentakosta, maka keterangan ini tidak sesuai kepadanya. Karena tidak ada suatu jua keterangan dalam surat-surat Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa murid-murid Yesus itu telah lupa apa yang diajarkan Yesus kepada mereka lalu roh itu datang mengingatkannya. Yesus mengatakan “ia akan menyaksikan akan halku” 1525. Keterangan ini tidak sesuai kepada roh yang turun pada hari Pentakosta itu, karena ia tidak pernah memberikan kesaksian mengenai Yesus dihadapan seorang jua. Dan murid-murid yang dituruni roh itu tidak pula memerlukan penyaksian mengenai hal Yesus karena mereka lebih dahulu telah mengenalnya sebelum roh itu turun kepada mereka. Seterusnya roh itu tidak pula datang memberi kesaksian kepada orang banyak yanga tidak mengenal Yesus. Adapun Nabi Muhammad maka ia telah memberikan kesaksian yang selengkapnya tentang hal Yesus. Yesus menerangkan “jikalau tiada Aku pergi, tiadalah Penolong itu akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan menyuruhkan dia kepadamu” 167. Keterangan ini menyatkan bahwa kedatangan Penolong itu dihubungkan dengan kepergian Yesus. Apabila yang dimaksudkan dengan Penolong itu ialah Roh Kudus seperti yang ditafisrkan orang Kristen, maka roh itu telah pernah datang kepada rasul-rasul dihadapan Yesus ketika ia menyuruhkan mereka ke negeri-negeri Israil Matius 1020. Dengan demikian ternyata bahwa kedatangan roh itu tidak memerlukan Yesus harus pergi dahulu. Maka nyatalah bahwa Penolong itu bukan roh yang turun pada hari Pentakosta tersebut. Yesus berkata “Banyak lagi perkara yang Aku hendak katakan kepadamu, tetapi sekarang ini tiada dapat kamu menanggung dia” 1612. Keterangan ini menolak bahwa yang dimaskudkan dengan Penolong itu ialah roh yang turun pada hari Pentakosta tersebut, karena roh itu tidak ada menambah suatu jua ajaran yang tidak dapat ditanggung mereka pada zaman Yesus. Bahkan sesudah turun roh itu, telah dihapuskan berbagai-bagai hukum Torat dan dihalalkan berbagai-bagai makanan yang haram. Dari pada keterangan diatas jelaslah bahwa nubuatan itu tidak dapat disesuaikan kepada roh yang turun pada hari Pentakosta seperti yang diceritakan dalam Kisah Rasul-Rasul pasal 2 yang telah disalinkan diatas. Perhatian Nubuatan mengenai kedatangan Nabi Muhammad selain dari pada yang tersebut diatas masih banyak lagi dijumpai didalam Injil dan kitab-kitab Perjanjian Lama. Keterangan mengenai itu dapat dibaca dalam Izhhar-ul Haqq 2131 – 166, Al Jawabus Shahih 3299 – 322; 41 – 22 dan lain-lain. Abstract Kehadiran dan kebenaran bukan pada Yesus atau Muhammad saw, tetapi kehadiran hanya sebatas penyampai dan peringatan bukan untuk menjadi Tuhan yang otoriter dan dipertuhankan oleh umat, karena ia hanya pancaran dan “perpanjangan tangan Tuhan” agent of wisdom. Akan tetapi Kebenaran itu sendiri adalah bersumber dari pemberi kebenaran yakni Tuhan Allah swt atau dalam perspektif Katolik Ia adalah Elea Tuhan kita. Tulisan ini membahas tentang bagaimana titik sentuh secara aksiologi antara Katolik dengan Islam tentang keselamatan yang menjadi tujuan hidup manusia. Secara aksiologis tentang upaya aktualisasi kehidupan selamat di antara sesama manusia yang berbeda keyakinan dan keragaman budaya, merupakan unsur keindahan hidup yang senantiasa dirindukan oleh semua orang. Hanya saja perlu diketahui semua unsur manusia, dalam meningkatkan kehidupan yang damai sejahtera, aman dan tentram harus selalu melakukan introspeksi diri pada setiap umat baik yang menyangkut tentang diri, kelompok sosial keagamaaan, maupun budaya masing-masing. Tak dapat disangkal lagi bahwa di samping mengajarkan tentang Hukum Taurat, keesaan Tuhan, cinta kasih dan kezuhudan, Yesus juga mengajarkan kepada murid-muridnya tentang “akan datangnya Nabi sesudah Yesus” yang ajarannya lebih universal. Anehnya dari keempat penulis injil sinoptik, Matius, Markus, Lukas, hanya Yahya Yohannes yang mencatat nubuat tentang Nabi akhir zaman. Andaikata Matius, Markus, dan Lukas mencatat nubuat dalam kata-kata mereka sendiri tentunya akan lebih mudah bagi orang-orang yang mempelajari Injil untuk menangkap isyarat datangnya seorang Rasul Tuhan yang terakhir. Mengapa nubuat yang dikatakan oleh Yesus itu sampai lepas begitu saja dari pengamatan dan catatan Mautius, Markus, serta Lukas? Inilah suatu hal yang luar biasa dan mengherankan, nubuat akhir zaman itu seakan-akan tidak begitu penting di mata mereka bertiga. Rupanya mereka bertiga lebih tertarik mencatat kejadian-kejadian kecil, hal-hal yang tidak penting seperti Yesus naik keledai ke Yerusalem Mat. 217; Luk. 1935. Kendati hanya Yahya yang mencatatnya namun catatan Yahya ini sudah cukup jelas untuk mengetahui ciri-ciri Rasul sesudah Yesus. Dan tidak kurang dari lima tempat Muhammad disebut-sebut dalam Injil Yahya. “Aku, Yesus akan meminta kepada Bapa, supaya kamu diberinya Paraclet yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran.” Yahya 1416. Kiranya jelas bahwa Yesus meminta kepada Allah untuk mengirimkan dia, yaitu Roh Kebenaran untuk membimbing umatnya. Di dalam kata-katanya yang asli, maka yang dipakai oleh Yesus bukannya Roh Kebenaran, ataupun Rukhulkudus, tetapi ia menggunakan istilah Paraclet. Paraclet atau Para-Cletos artinya ialah Yang Ikhlas atau Yang Terpuji. Kata-kata inilah yang kemudian oleh orang-orang Kristen ditafsirkan dengan istilah Rokhukkudus, sebagai penggenap bagi oknum Allah yang ke-3. Nubuat tentang kehadiran Muhammad dengan detail lebih luas dan jelas terdapat dalam Injil Yahya 167-14, berbunyi sebagai berikut “Tetapi Aku ini mengatakan yang benar kepadamu, bahwa berfaedahlah jikalau aku pergi, karena jikalau Aku tiada pergi, tiadalah penolong itu akan datang kepadamu; tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan menyuruhkan Dia kepadamu.” Yahya 167 “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan Kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” Yahya 168-11 “Masih banyak lagi perkara yang Aku hendak katakan kepadamu, tetapi sekarang ini tiada dapat kamu menanggung Dia.” Yahya 1612 “Akan tetapi apabila Ia sudah datang, yaitu Roh Kebenaran; maka Ia pun akan membawa kamu kepada segala kebenaran; karena tiada Ia berkata-kata dengan kehendaknya sendiri, melainkan barang yang didengarnya itu juga yang akan dikatakannya kepadamu segala perkara yang akan datang.” Yahya 1613 “Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya daripadaKu.” Yahya 1614 Kesaksian Yesus itu dapat diperjelas dengan kalimat demikian. Penolong itu begitu penting bagi dunia, sehingga kepergian Yesus lebih berfaedah. Penolong itu datang membersihkan dunia dari dosa, sebab Yesus tidak mampu atau sudah tidak dipercaya lagi. Penolong itu membawa hukum untuk seluruh dunia. Penolong itu berkata sesuai dengan perintah Tuhan bukan dengan nafsunya. Perkara-perkara yang ia ramalkan menjadi kenyataan. Dia memuliakan Isa dan mengambil alih tugas Isa, yaitu kerasulan dan kenabian. Akan tetapi, oleh bapa-bapa gereja roh kebenaran dalam Yahya 1613 ditafsirkan dengan Roh Suci. Ini merupakan memanipulasi penafsiran karena Roh Suci itu sendiri sudah datang kepada Yesus, sebagaimana tersebut dalam Yahya 132 “Maka Roh Tuhan turun dari langit seperti burung merpati lalu hinggap di atas Yesus”. Agar lebih jelas lagi marilah kita buka Injil Yahya 1613 yang berbahasa Inggris Howbeit, when he, the spirit of truth is come, he will guide you into all truth; for he shall not speak of himself, but whatsoever he shall hear, that shall he speak; and he will shew you things to come”. Disini roh kebenaran disebut “the spirit of truth” sebagai kata ganti orang ketiga derde person enkelvoud dikatakan “he” artinya ia atau dia. Berbeda dengan roh suci dalam bahasa Inggris disebut degan “the spirit” tanpa “truth”, kata gantinya dipakai kata “it” yang menunjukkan benda, bukan manusia. Hal ini sebagaimana tersebut dalam Injil Yahya 132 yang bahasa Inggris “And John are record saying “I saw the spirit descending fromg heaven like a dove, and [it] abode upon him”. Dengan demikian jelas, bahwa Roh Kebenaran memakai “he” sedang Roh Suci memakai “it”, ini berarti bahwa roh kebenaran itu adalah manusia Muhammad, bukan Roh Suci benda selain manusia. Jika penafsiran bapa-bapa gereja itu benar bahwa nubuat yang terdapat dalam Injil Yahya 1613 adalah Roh Suci atau Rokhulkudus, dapatkah Rokhulkudus dalam bentuk aslinya seperti burung merpati atau lidah api mengajar kepada manusia tentang kebenaran? Dapatkah Rokhulkudus itu mengajar manusia tentang hukum bermasyarakat, ekonomi, politik, strategi? Orang yang waras tentu menjawab “tidak dapat”. Roh Kebenaran itu baru bisa mengajar manusia bila ia sudah berada dalam suatu wadah, dan “wadah” itu haruslah yang sama dan sehakekat dengan manusia, yaitu manusia itu sendiri. Maka manusia yang Roh Tuhan di atasnya, itulah yang disebut nabi. Dan nabi yang akan mengajarkan segala kebenaran seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada murid-muridnya, tiada lain adalah Muhammad bin Abdullah. Ternyata walaupun injil telah beberapa kali direvisi tapi nyatanya sampai saat ini kita bisa menemukan jejak tanda-tanda bahwa akan diutus seorang utusan yang memiliki kuasa untuk melenyapkan segala kebatilan dan kemurkaan dimuka bumi ini, utusan tersebut mampu melawan bahkan berperang melawan raja-raja kafir yang sewenang-wenang dan kata-katanya merupakan firman ALLAH SWT. Berikut kutipan dari kitab wahyu pasal 19, mengenai penjelasannya akan dijelaskan dibawah Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku “Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.” 1910 Bahkan yesus pun tersungkur didepan kakinya untuk menyembah Dia Nabi Muhammad SAW. Salah satu bukti ayat bahwa Yesus juga seorang hamba, bukan Tuhan atau Anak Tuhan. Nabi Muhammad SAW pula yang memberi kesaksian bahwa Yesus adalah seorang hamba ALLAH. Lalu aku melihat sorga terbuka sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama “Yang Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil. 1911 Siapa Nabi yang diutus setelah Yesus ? yang mampu berperang dengan adil. Ia adalah Al-Amin Nabi Muhammad SAW. Beliau mendapat gelar Al-Amin sejak sebelum diangkat sebagai Nabi, gelar tersebut bukan hanya diakui oleh temannya juga oleh lawannya. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri. 1912 Nabi Muhammd SAW bukan hanya dikenal sebagai Nabi tapi ia juga kepala pemerintahan, panglima perang, hakim, dan pemimpin rumah tangga tentunya. Jadi sangat cocok bahwa ia memang memakai banyak mahkota dikepalanya. Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah “Firman Allah.” 1913 Nabi Muhammad SAW bukan hanya mengajarkan Al-Qur’an tapi beliaulah orang yang paling konsisten dalam menjalankan Al-Qur’an, Nabi Muhammad sering disebut Al-Qur’an hidup/Al-Qur’an berjalan dan ia tidak berkata-kata selain kata-kata itu telah diajarkan oleh langsung malaikat Jibril. Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah “Firman Allah.” 1913 Nabi Muhammad SAW berkata bukan atas keinginannya sendiri melainkan merupakan Firman Allah. Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. 1914 Dalam berperang melawan kaum kafirin Nabi Muhammad SAW sering dibantu oleh pasukan malaikat. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.” 1916 Dari seorang anak yatim dalam kurun waktu sekitar 20 tahun mampu menundukkan jazirah arab. Dan oleh penerusnya kejayaannya sampai menembus benua Eropa dan Afrika. Tapi walaupun tertulis dengan jelas di kitab sucinya sayangnya umat kristiani mengingkarinya.

kesaksian yesus tentang muhammad saw